Kamis, 17 Maret 2011
Posted by dian nafi on 22.43 with No comments
Mayasmara itu ide baru, saya kira. Membesut cerita berangkat dari realitas dunia maya. Itu semakin dipertajam dgn judul-judul bab yg memang sangat familiar dgn para pengguna internet: tag, attending, history,download, chat, offline. dll...
Kalimat-kalimat puitis juga bertebaran di buku ini: ke mana ini akan berujung, aku lepas, aku tertahan, aku lari, aku kembali, aku marah, aku tersenyum lagi. kau dan aku dua kupu tak sempurna, menari di atas paradoks, kenapa indah harus bersama dosa.
Mayasmara buku yg lumayan bagus dengan ide baru dan menawarkan konsep baru.
(Onet Adithia Rizlan, Novelis)
Makna yang terkandung dalam cerita Mayana ini bagus ,dan dikemas dengan sentuhan sastra dan bahasa yang global dan edukatif sehingga menambah wawasan bagi pembacanya.kesesuaian cerita antar bagiannya dan tema pada setiap sub judul ,juga amat jenius sehingga orang akan dibawa rasa penasaran untuk menyelesaikan bacaannya ini.Namun karena pengemasan desain cover yang agak monoton dan kurang adanya sentuhan warna novel ini kurang menarik lebih banyak lagi pembaca untuk membelinya,dan juga bahasa yang disuguhkan memang edukatif dan menambah wawasan bagi para penikmat sastra ,namun bagi pembaca yang awam atau remaja pengemasan bahasanya kurang sederhana.
Sebaiknya para pembaca jika mau membeli novel ini atau novel lainnya,jangan hanya menilai suatu novel menarik atau tidak dari kemasan covernya cobalah baca sinopsis yang terletak di belakang cover.Agar benar-benar paham dan mengerti isi yang terkandung di dalamnya,jika pembaca menemukan istilah-istilah atau bahasa yang kurang dimengerti carilah pengertiannya di kamus atau tanyakan kepada teman ,kakak,atau orang tua,sehingga tidak hanya membaca namun kita juga bisa menambah wawasan dan menginspirasi.
(Siwy)
MAYASMARA adalah sebuah novel kebaruan. Dimensi kekinian berpadu menerobos sisa – sisa masa lampau yang kokoh, yang harus dihadapi oleh satu jiwa, selaku lakon utama : Mayana Astari. Tokoh Nero dibentuk sebagai tokoh super baru dan melebur dalam kehidupan Mayana. Penulis Dian Nafi dan Agus Faizal mampu memadukan cerita kebaruan ini menjadi sebuah genre baru dalam dunia tulis menulis khususnya novel. Bahasa sastra modern yang tertata menjadi keindahan yang menohok jantung pembacanya secara tidak langsung. Nilai pergulatan para tokoh menjadi point tersendiri karena unsurnya konflik batin di tengah gempuran modernisasi. Selain itu bentuk Novel Mayasmara juga berbeda dari novel biasanya. Dalam penulisan bab per bab diberi judul yang modern sesuai tema. Misalnya upload, profil, status, pokoknya FB banget. Membaca novel ini seperti memasuki peleburan dua dunia melalui konflik batin.
(Gea Julia, Penulis, Penyiar Radio)
Mayasmara dengan cerdas membidik segmen pembaca para peselancar di jejaring sosial dengan penggunaan kata yang lazim digunakan dalam aktivitas berkoneksi, patut diberikan acungan jempol bahwa Mayasmara boleh disebut sukses dalam menautkan kata-kata tersebut menjadi sebuah sub judul (Bab) dalam Novel sehingga terdapat korelasi antar sub judul dengan paparan kisah. Pemilihan kertas dan cover buku yang cantik menjadi daya tarik tersendiri.
Mayasmara tidak secara dangkal membahas cinta dan seluk beluk dunia maya, dalam novel ini banyak ditemui kalimat puitis tentang cinta yang universal bukan hanya antara lelaki – wanita namun juga cinta kepada Sang Pencipta dan orang tua.
Novel dengan dua penulis mungkin bukan hal baru, namun Mayasmara meniupkan angin segar dalam kalimat demi kalimat yang ditulis penuh perasaan.
Kalimat indah yang menelusup ke dalam jiwa.
Pergolakan batin Mayana (sebagai sosok yang ingin berbakti kepada ibunda) dan Mayanya – sosok wanita yang memperjuangkan cinta di bab terakhir juga menggelitik untuk disimak.
Mayana bukan novel yang memandang cinta menjadi sesuatu yang memabukkan tidak pula menempatkan cinta sebagai sesuatu yang begitu absurd untuk dirasa. Mayana menyisipkan pesan moral : jadikanlah cinta kepada Tuhan sebagai landasan untuk mencintai sesama manusia dan lawan jenis yang didamba menjadi pasangan hidup maka niscaya ketenangan batin pun akan diraih. “Cinta adalah memberi, bukan mengambil, cinta adalah keikhlasan mendapat hak, bukan kewajiban yang harus dituntut dan cinta apapun dalihnya membuatmu lebih bersabar, tabah dan menemukan Tuhan melalui Tuhan”.
(Dwi April)
bagus, suka sekali.endingnya/bab trakhir sengaja di bikin gantung ya,
(ulil, Riau)
Sungguh mendebarkan, saat menikmati lekuk kata dalam Mayasmara
(Dani Setiawan, Medan)
Membaca novel Mayasmara karya kolaborasi Dian Nafi dan A[rt]gus Faizal membawa kita pada petualangan dunia maya yang tiada namun ada. Di pungkiri namun terjadi. Penulis yang katanya hanya bertemu dalam konektivitas dunia maya hendak membawa dunia maya ke dalam alam nyata. Bahwa antara dunia maya dan nyata hanyalah beda mediasi dalam mengungkapkan rasa. Namun semua itu adalah ada.
Novel yang bagus, dan unik. Dengan mengambil tema penulisan tentang berbagai simbol yang digunakan dalam jalinan dunia maya, khususnya facebook. Penggambaran bahasa sastra tingkat tinggi. Sehingga perlu sedikit untuk berpikir ketika menikmati novel ini. Terutama bagi saya yang kurang begitu menikmati novel dengan bahasa-bahasa sastra tinggi. Cover yang cantik dan futuristik. Dan puisi-puisi yang indah untuk dinikmati.
(Uti, Pendidik)
Buku bercover biru ini adalah samudra kisah dari sebuah kehidupan dunia maya. Penasarankan? ikuti jalan ceritanya^^...
(Telaga Mega Cynthia)
Tadinya cuma mau baca sekilas saja di toko buku. Tapi setelah dibaca, amboiii...nggak mau dilepas deh bukunya. harus punya di rumah, karena banyak kalimat- kalimat yang musti dicerna dengan lebih dalam dan sayang sekali kalau dilewatkan. Bagus dan kereen banget. sukaaa.....
(Lilik, santri)
" mayasmara" , menarik sekali buku ini karena berkisah tentang hubungan kasih di dunia maya ...hmm rasanya cukup banyak yng tergoda cinta diantara note-note ....tag...message....I like it :))
(Aisah Rahman)
Unik, apik, endingnya menggelitik
(Murti, Depok)
Membaca Mayasmara, seperti berpetualang dan terbang tinggi bersama imaginasi,..menghanyutkan!!!
(Aida M. Affandi, Penulis)
‘May,Jiwamu bukan milikkku. Jiwanya bukan milikmu. bahkan jiwaku bukan milikku. Jiwa kita semua ini milikNya.’ Di manakah realitas cinta Mayana ? Sebuah Novel yang unik, penuh rangkaian kata sarat makna yang sangat apik, dengan ending yang 'menggelitik'
(Yuliastuti, Happy Mom)
Membaca Mayasmara seperti belajar berfilsafat dengan gaya penulisan masa kini. Betapa sesuatu yang maya kadang lebih nyata merasuk ke jiwa, ini sebuah realita. Beberapa salah ketik tidak mengurangi konsentrasi dalam membaca.
(Aprilytanti, Penulis)
Bagaimana kita mendeskripsikan keindahan ?. Mayasmara dari Hasfa Publisher membidiknya dengan tak biasa "Warna menjadi rasa, rasa menjadi bentuk, bentuk menjadi arah, arah menjadi nisbi, nisbi menjadi ganjil, ganjil menjadi genap, genap masih harus digenapkan dalam kesederhanaan keteraturan pola dan struktur itulah keindahan". Terimakasih Mayasmara untuk olah kata nan mengolah rasa ^_^
(Dwi, Penulis)
saya sudah baca bukunya..., bagus sekali, imajinasi tingkat tinggi, pemahaman data yang valid dan paham lokasi yang MANTAP, tulisannya sudah bener-bener karya penulis yang matang
(diki ahmad zaman, penulis dan motivator plus)
mayasmara, aku senang dg kalimat yg ditulis, seperti kata-kata istilah (jadi tambah vocab baru untuk saya) tapi kisah mayasmara bagi saya terlalu di dramatisir deh perasaannya. atau karena ini novel jd penulis harus mengungkapkan seluruh perasaan yg dimiliki, dan beda dg cerpen, mungkin ia kali yah? dan satu lagi saya baru pertama kali ini membaca novel yang bertemakan ttg dunia maya. Jadi, mengungkap sedikit adanya hubungan yg sangat erat dlm pertemanan di dunia maya memang ada dalam kenyataannya.^^
keren …..
(hoshi yugata)
Jempol lah, atau angka 10 nilainya.
Kata-katanya, alurnya, wahhh…..gak nyangka, bisa sekali menulisnya..
Ekspresinya tulus & membangun
(A Har, Esmod)
Mayasmara adalah novel yang unik, beda dengan novel – novel yang pernah saya baca, baik dari sudut konsep, ide cerita dan penceritaan. Saya sudah membacanya. Bagus!
(Badiatul Muchlisin Asti, Penulis buku best seller Saat Kuncup Cinta Mekar di Hati)
Kedua penulis sangat kreatif dalam mengungkapkan istilah-istilah dunia maya di dalam novel ini, dan menjadikannya satu dengan dunia nyata sang tokoh utama. Sosok yang bisa tersentuh, demam, dan terkulai lemas karena tulisan-tulisan di dunia yang tak nyata. Serta berhasil menembus sekat-sekat dan menemukan potensi dirinya di ruang tak terbatas. Pergulatan batin tokoh utama dalam menemukan jatidirinya di dunia yang nyata sangat menarik diikuti. Cerita di dalam novel ini begitu mengalir dan memenuhi setiap sudut imajinasi para pecinta dunia maya. Pembaca akan menemukan kesepahaman dan kegairahan yang sama dalam cara-cara berpikir sang tokoh utama. Satu ungkapan yang pantas untuk menggambarkan novel ini adalah ... Sangat menarik! (Ridwan Sanjaya, praktisi internet dan penulis buku-buku teknologi informasi, Lecturer at Unika Soegijapranata Semarang,Studied Graduate School of IT at Assumption University,Lives in Bangkok, Thailand,Freelance Author)
Novel yang sungguh menarik ...
Memodifikasikan antara kehidupan modernitas dunia maya yang kian menggila dengan religiusitas ...
Effek kehidupan sosialita maya yang kian menggerus nyata dengan tradisi kepatuhan penuh etika terhadap keluarga ......
Siapakah pemenangnya ...
(Ina YS)
Bagus banget. Sampai-sampai aku harus mencerna bolak-balik apa yang dimaksudkan.
Sastra-nya...duuuuh..... jempol dech..
(Istikumiyati-Penulis Buku Best Seller –Menjadi Pemenang Kehidupan)
Bahasanya keren! Nggak Nyangka!
(Mega Lie-Pelaku Bisnis)
Saya suka penjudulannya.
Kalau jalan cerita sih menarik. Tema cukuplah. Hanya kurang pendalaman sisi penokohan karakter dari sisi psikologi-nya saja.
(Ries, Pimred Majalah Nasional-Jakarta)
speechless..............
(Rabea- Mahasiswi Al Azhar Cairo)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar