Senin, 04 April 2011

Resensi Mayasmara

Anna Octaviana/Sabil Ananda

Mayana dan subjek ‘special person’ yang berkonektifitas maya dengannya belum bertemu di dunia nyata/realita, karena dari cerita yang dijelaskan Mayana masih bingung dan sangsi akan hatinya dan keilaannya pada Nero. Cerita baru sampai Nero ingin bertemu dengannya.

Resensi dari “Mayasmara” karya DianNafi & A[rt]gus Faizal (diterbitkan HP)
Resensi ditulis dalam 400-500 kata . Times New Roman ukuran 12, spasi 1,5.

Buku ini menceritakan hati seorang Mayana yang bimbang, bingung dengan keadaan hati yang menimpanya. Mayana menyadari situasinya sebagai anak tunggal mengharuskannya berfikir panjang dan bersikap yang baik, karena dia harus menjadi contoh untuk adik-adiknya. Pertemuannya dengan ‘special person’ (Nero) di dunia maya membuatnya memiliki dunia yang penuh keindahan, yang mengisi kekosongan hatinya dan membuat jiwanya menjadi lebih hidup.
Perjodohannya dengan Dimas tidak berlangsung baik karena di antara keduanya tak ada cinta bahkan di balik itu semua, Dimas mengakui kalau dia sudah memiliki kekasih hati yang lain, wanita yang pernah singgah di hatinya. Sepertinya oenulis senang jika pembacanya menebak-nebak kelanjutan cerita antara Dimas dan Maya maupun Maya dengan Nero.
Bukankah lebih baik mengikuti kata hati dan menjadikannya kenyataan, bukan ilusi semata. Mayana menjadikan dunia mayanya sebagai dunia nyata yang belum pernah disentuh oleh dirinya. Hanya bias menerka-nerka hati pujaannya di seberang sana.

Categories: ,

0 komentar: