Sejatinya manusia hidup diantara pilihan pilihan. Sejatinya pula merekalah yang menentukan pilihan mana yang akan diambil. Hal itu menandaskan bila fitrah paling asasi dalam diri manusia, yakni jiwanya dicipta tuk bergerak dengan bebas. Tak ada seorangpun dapat mengendalikannya. Kendatipun raganya dikekang oleh lilitan rantai atau dijejalkan dalam penjara. Ialah kemerdekaan tanpa deklarasi yang bersemayang dalam diri tiap manusia.
Buku kumpulan cerpen Simpang Jalan ini adalah menifestasi dari hal itu. Kisah kisahnya menceritakan para tokoh yang sedang berada dipersimpangan tuk menentukan suatu pilihan atas realita hidup yang mereka jalani. Misalnya tokoh Suminah dalam cerpen berjudul ‘Terserah Suminah Saja’. Gadis muda ini sedang ketiban sial. Apa pasal? Lantaran ia musti menanggung hutang orang tuanya. Dengan iming iming mendapat dua puluh lima juta rupiah ia didesak oleh rentenir bernama juragan Kasman tuk melakukan kawin kontrak. Apakah Suminah rela mempertaruhkan kehormatannya demi rupiah atau kan mengambil jalannya sendiri? Atau cerita lain dalam cerpen berjudul ‘Rizki Maskid Kami’. Apakah Andika, salah satu tokoh dalam cerpen tersebut akan memanusiakan orang tuannya setelah pergi bertahun tahun mereka dari rumah. Akankah ia kembali berbakti dan menaruh hormat pada mereka berdua atau justru lebih memilih istrinya yang kaya sandang kaya papan lantaran ia anak seorang pengusaha.
Suminah, Andika dan tokoh tokoh dalam kumpulan cerpen ini yang menentukan pilihan mereka sendiri. Bila meminjam tag line buku ini, terlepas nanti pilihan mereka berujung buruk hingga mendapat stigma sebagai kawan setan atau berujung baik hingga diidentikan dengan berkawan dengan malaikat, biarkan mereka memenuhi panggilan jiwa masing masing. Buku ini tak berniat menjadi hakim apalagi jagal karena itu kisah kisahnya mengalir semaunya.
Hanya dari riak dan gemercik konfliknya pembaca diharapkan tak hanya mendapat hiburan. Tapi lebih dari itu dapat pula merenung, berkontemplasi, menimbang nimbang suatu perkara dengan matang, kemudian kembali melanjutkan langkah. Diharapkan terjadi metamorfosa kematangan emosional setelah membacanya. Dari tokoh tokoh dan jalan cerita dalam buku ini, dengan segala kerendahan hati kita sama sama belajar untuk lebih arif dalam menyikapi suatu persoalan hingga menemukan jalan keluar yang solutif
Dengan tebal 136 halaman, simpang jalan menawarkan kebaruan. Bila membaca ialah untuk berubah menjadi pribadi pribadi lebih baik secara personal dan sosial. Bila dengannya pula kita tidak gagap atas isu isu kemanusiaan. Menjadi melek atas nilai nilai hidup ialah suatu keutamaan. Lantaran karenanya kita tak gamang lagi bila kelak harus menentukan pilihan dipersimpangan jalan.
Judul : SIMPANG JALAN berkawan Setan Berteman Malaikat
Penerbit : Hasfa Arias-Lini Hasfa Publishing
Tebal : halaman: 136 hal
Harga : Rp. 40.0000
ISBN 978-602-98738-7-0
Cara Pesan
Silakan pesan via message ke inbox facebook hasfapublisher (http://www.facebook.com/hasfapublisher). tulis nama/ alamat/jml/judul buku yg dipesan.